Arrahmah.com ~ Akhir-akhir ini kita dibingungkan dengan slogan yang bermacam-macam terhadap
Syiah. Entah dengan slogan "Syiah Kafir", "Syiah Sesat
Menyesatkan", atau bahkan "Syiah Bukan Islam". Dan yang sedang
gencar digalakan oleh saudara-saudara kita dari Salafi-Wahabi adalah
membagi-bagikan gratis sebuah buku tentang kesesatan Syiah yang diatasnamakan
fatwa resmi MUI. Lalu bagaimanakah sebenarnya sikap para ulama kita terhadap
Syiah?
A. Pernyataan Para Ulama Sunni terhadap Syiah
1. Risalah Amman, “Siapa saja yang mengikuti
dan menganut salah satu dari empat madzhab Ahlussunnah (Hanafi, Syafi’i,
Maliki, Hanbali), dua madzhab Syi’ah Ja’fariyyah dan Zaidiyyah, madzhab
Ibadhiyyah dan madzhab Dzahiriyyah adalah Muslim. Tidak diperbolehkan
mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut madzhab-madzhab yang disebut
di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut
madzhab-madzhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan. Lebih lanjut,
tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy’ari atau
siapa saja yang mengamalkan tasawuf
(sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja
yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati.” (ammanmessage.com)
2. Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat):
“Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi
Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam.” (rakyatmerdekaonline.com)
3. Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj (Ketua Umum
PBNU): “Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di
universitas di dunia manapun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.” (tempo.co)
4. Prof. Dr. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP
Muhammadiyah): “Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan yang
paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar
sesama Muslim.” (republika.co.id)
5. KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur): “Syiah itu
adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah.”
6. Prof. Dr. Amin Rais (Mantan Ketua PP
Muhammadiyah/Ketua MPR RI ): “Sunnah dan Syiah adalah madzhab-madzhab yang
legitimate dan sah saja dalam Islam.” (satuislam.wordpress.com)
7. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta): “Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam
perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, karenanya akidahnya sama, al-Qurannya
dan nabinya juga sama.” (republika.co.id)
8. Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif (Cendikiawan
Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah): “Kalau Syiah di kalangan madzhab,
dianggap sebagai madzhab kelima.” (okezone.com)
9. Marzuki Alie (Ketua DPR RI): “Syiah itu
madzhab yang diterima di negara manapun di seluruh dunia, dan tidak ada satupun
negara yang menegaskan bahwa Islam Syiah adalah aliran sesat.” (okezone.com)
10. KH Nur Iskandar SQ (Ketua Dewan Syuro PPP):
“Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syiah.” (inilah.com)
11. KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia):
“Dengan tergabungnya Iran yang mayoritas bermadzhab Syiah sebagai negara Islam
dalam wadah OKI, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah
cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60
negara menerima Iran sebagai negara Islam.” (tempointeraktif)
12. Syaikh Ahmad Deedat, kristolog masyhur yang
juga seorang ulama Sunni mengatakan: “Saya katakan kenapa Anda tidak bisa
menerima ikhwan Syiah sebagai madzhab kelima? Hal yang mengherankan adalah
mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak mengatakan tentang
menjadi Syiah. Mereka berteriak: “Tidak ada Sunni atau Syiah, hanya ada satu,
Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka: “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah!”
Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah-belah. Bisakah
Anda membayangkan, kita Sunni adalah 90% dari Muslim dunia dan 10%-nya adalah
Syiah yang ingin menjadi saudara seiman, tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak
mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka (Syiah) yang
seharusnya ketakutan.”
B. Kisah Teladan Syaikh Ahmad Deedat dengan
Ulama Syiah, Dakwah Sejuk Tanpa Caci-maki
Alkisah,
suatu hari pernah diadakan diskusi antara 7 ulama Syiah dengan 7 ulama Ahlussunnah
wal Jama’ah. Di tempat dan waktu yang terbatas, ulama-ulama Syiah telah hadir.
Namun tak ada satu pun ulama Ahlussunnah yang datang.
Tiba-tiba
masuklah seseorang dengan membawa sepatu di bawah ketiaknya. Ulama Syiah
terheran-heran, kemudian mereka bertanya: “Kenapa kamu membawa sepatumu?”
Orang itu
pun menjawab: “Saya tahu bahwa orang Syiah itu suka mencuri sandal di zaman
Rasulullah Saw.”
Ulama Syiah
saling pandang terheran-heran. Lalu mereka berkata: “Tapi di zaman Rasul belum
ada Syiah.”
Orang itu
menjawab lagi: “Kalau begitu diskusi telah selesai. Dari manakah datangnya
ajaran agama kalian kalau di zaman Rasulullah Saw. tidak ada Syiah?”
Orang yang
datang membawa sepatu tersebut adalah Syaikh Ahmad Deedat.
Sya’roni
As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 29 Januari 2014
SUMBER: MUSLIMMEDIANEWS
0 komentar:
Posting Komentar