Perlakuan Rahbar terhadap Muda Mudi yang Sedang Berpacaran

Arrahmah.com — Perlakukan bijak banyak
mendatangkan berkah. Hal ini harus
dimasyarakatkan secara luas sehingga masyarakat
kita semakin Islami dan sehat. Menurut Syahid
Bahesyti, menarik hati semampu mungkin dan
menolak seperlu mungkin. Salah seorang pengawal Rahbar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei pernah menorehkan sebuah kisah
ketika sedang mengawal mendaki gunung di
Tehran berikut ini:
Pada suatu hari, Rahbar mendaki gunung di
daerah pinggiran kota Tehran. Tiba-tiba beliau
berjumpa dengan seorang pemuda dan pemudi
yang secara pakaian bisa dibilang tidak “sopan”.
Kedua muda mudi itu tiba-tiba berada di hadapan
kami dan tidak sempat untuk merapikan diri. Dari
tingkah laku mereka bisa dipahami bahwa mereka
sangat ketakutan. Mereka mungkin membayangkan
bahwa Rahbar akan langsung memerintahkan
supaya mereka ditangkap di tempat.
Tetapi, berbeda dengan bayangan mereka, Rahbar
menyapa mereka dengan penuh ramah dan lantas
bertanya, “Kalian berdua adalah suami istri?”
Rahbar tahu bahwa mereka bukan suami istri.
Melihat keramahan Rahbar, kedua muda mudi itu
mengaku sejujurnya, “Tidak. Kami hanyalah
teman.”
Rahbar sebelum menasihat mereka mengutarakan
manfaat olah raga. Setelah itu, beliau berkata,
“Alangkah baiknya apabila kalian membaca akad
nikah terlebih dahulu supaya menjadi muhrim dan
menikah. Jika kalian tidak keberatan, datanglah
pada tanggal sekian dan saya siap membacakan
khutbah akad nikah untuk kalian.”
Setelah berpisah, kedua muda mudi itu pun
datang ke rumah Rahbar pada tanggal yang telah
disepakati bersama keluarga mereka dan menikah
di tangan Rahbar.
Akhirnya, wanita yang sebelumnya tidak berhijab
itu menjadi seorang wanita yang berhijab rapi dan
tertata sesuai dengan wanita muslimah ideal.
Sumber: Shabakeh Khabar

Takfiri; why you're so hate shia?



Ar-Rahmah.com~ Bismillahirrahmanirrahim...

Zaman sudah berubah. penipuan, perampokan, kebencian, fanatisme dan lain sebagainya sudah mulai merajalela di dunia. apakah kita sebagai umat islan yang memegang teguh kebajikan dan sunnah Rasul juga ikut dalam pentas energi-energi negatif seperti itu dan juga menjadi penyelenggara dalam pentas pengrusakan dunia?

bukankah Allah telah berfirman dalam kitab suci Al-Qur'an :

Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai (diwariskan kepada) hamba-hamba-Ku yang saleh. (al-anbiya : 105)

Bukankah seharusnya kita bangkit memenuhi bumi ini dalam kebajikan? Bersatu dalam kelompok umat Rasul saw? Tidakkah dengan kondisi umat kita sekarang Rasul saw akan sedih melihat umatnya juga ikut dalam pelaksanaan energi negatif di dunia? 

hentikan fanatisme dan saling mengkafirkan..! kita hidup di dunia bukan untuk saling merendahkan, tapi untuk mencapai kesempurnaan bukan? sudah banyak musuh dari luar islam, dan sekarang, kita juga merupakan musuh islam dari dalam? 

OPEN YOUR EYES NOW! WE ARE THE UMMAT OF PROPHET MUHAMMAD SAW!
LET'S STRUGGLE, WORK AND PRAY..
ALLAHU AKBAR!

Gerakan Takfiri Internasional: Arab Saudi Berusaha Dirikan Negara Takfiri

Arrahmah.com - Bom bunuh diri dan bom mobil menjadi pertanda kehadiran mereka. Secara rutin, rakyat tak bersalah dijadikan target untuk dibunuh. Bagaimana bisa Arab Saudi mengaku mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sementara mereka justru mempromosikan dan membiayai ide durjana semacam itu?
Takfiri al-Qaeda
Takfiri al-Qaeda
Keberhasilan kelompok takfiri al-Qaeda menguasai provinsi Anbar di Irak dan beberapa daerah di Suriah berkat sokongan Pangeran Arab Saudi, Bandar bin Sultan jelas-jelas menunjukkan bahwa sponsor Timur Tengah mereka itu berencana membangun "negara takfiri" di kawasan tersebut. Sementara Konferensi Jenewa yang membahas kondisi Suriah hanya sedikit menyentuh substansi persoalan.

Inilah yang diharapkan; secuil ilusi yang terpendam bahwa upaya itu akan menciptakan terobosan atau hasil yang diharapkan demi mengakhiri penderitaan rakyat Suriah. Alasannya sederhana: bukan hanya kedua belah pihak terpisah jarak yang sangat jauh, oposisi Suriah juga terdiri dari bermacam-macam kalangan oportunis yang tidak memiliki dukungan di wilayah Suriah.

Para penyokong asing mereka, bagaimana pun, memiliki rencana lain. Konferensi Jenewa hanyalah pertunjukan sampingan. Peperangan sesungguhnya sedang berlangsung di wilayah Suriah dan juga di Irak yang sekarang makin sengit. Sekilas saja melihat peta, akan terlihat bahwa tentara asing bayaran terutama yang didukung Arab Saudi di Suriah dan Irak, menduduki kawasan penting di kedua negara yang dapat membentuk perbatasan negara takfiri di masa depan.

Di Irak, pemberontak takfiri menguasai provinsi Anbar yang membentang dari barat laut Baghdad hingga ke perbatasan Suriah. Di Suriah juga mereka menguasai kawasan perbatasan kedua negara kendati harus berhadap-hadapan pula dengan berbagai kelompok pemberontak lainnya.

Tentara Suriah Bebas (FSA yang merupakan kelompok pemberontak takfiri sokongan AS) sudah nyaris hancur dan daerahnya telah dikuasai kelompok takfiri (sokongan Arab Saudi). Kondisi ini tentu menguntungkan pasukan pemerintah Suriah. Banyak anggota FSA yang kembali bergabung dengan pasukan pemerintah. Kebanyakan warga Suriah mulai menyadari bahwa tentara bayaran takfiri menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Kenyataannya, BBC sekalipun terpaksa mengakui pada 21 Januari bahwa dari hasil survei di kalangan pengungsi Suriah, sebanyak 87 persen menolak keberadaan kelompok takfiris di negara mereka dan menginginkan krisis tersebut segera diakhiri lewat dialog.

Tentu saja keinginan tersebut bertolak belakang dengan keinginan kelompok takfiri dan para pendukung asingnya, terutama Arab Saudi yang hanya mengenal satu permainan: memecah belah kaum Muslim dengan menyebarluaskan kebencian terhadap orang/kelompok yang tidak disukai. Rezim Arab Saudi telah mengalokasikan dana 6 miliar dolar Amerika (sekitar Rp. 72 triliun) untuk membiayai kelompok-kelompok takfiri menjatuhkan pemerintahkan Bashar al-Asad.

Bandingkan dengan total hibah 120 juta dolar (sekitar Rp. 150 miliar) Amerika million dari Arab Saudi dan Qatar untuk merawat lebih dari dua juta pengungsi Suriah yang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di kamp-kamp Yordania, Turki, dan Libanon. Bagi Arab Saudi, membunuh orang, khususnya kalangan yang tidak disukai, jauh lebih penting ketimbang menyelamatkan nyawa rakyat sipil.

Dibanding kebijakan militer yang didukungnya, kampanye Arab Saudi untuk menyebarluaskan kebencian ternyata jauh lebih ebih efektif. Emosi seseorang dapat dengan mudah dimunculkan dengan menanamkan keraguan dalam benaknya. Inilah yang benar-benar diketahui dan dilakukan Arab Saudi.

Mereka menebar ideologi beracunnya sejauh dan seluas mungkin. Pakistan, Libanon, Irak, Suriah, Yaman, dan Somalia berada dalam cengkeraman mereka, di mana para demagog takfiri sedang mengamuk. Bom bunuh diri dan bom mobil menjadi pertanda kehadiran mereka. Secara rutin, rakyat tak bersalah dijadikan target untuk dibunuh. Bagaimana bisa Arab Saudi mengaku mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sementara mereka justru mempromosikan dan membiayai ide durjana semacam itu?

Kenyataannya, mereka hanya peduli pada bagaimana menyelamatkan kekuasaan yang digenggamnya dengan cara ilegal di Jazirah Arab saat gejolak ke arah perubahan semakin menguat belakangan ini. Racun takfiri ditabur untuk menginfeksi masyarakat Arab Saudi dan sekitar satu dekade lalu, gerakan al-Qaeda meletup dan menyapu warga di sana (yang kemudian beramai-ramai menjadi anggota dan simpatisanya).

Kaum takfiri tidak memiliki loyalitas kepada siapapun atau apapun; ideologi kebencian dan pembunuhan mereka pada akhirnya akan berbalik kepada para sponsornya. Itulah mengapa Arab Saudi begitu bernafsu menciptakan negara takfiri di sebagian kawasan Irak dan Suriah untuk menempatkan monster-monster itu di sana dan akan dilepaskan saat dibutuhkan untuk melawan "musuh" berikutnya. Namun, sebagaimana kebijakan militer Arab Saudis, proyek negara takfiri itu juga menemui kegagalan. Semoga saja kegagalan ini akan mempercepat keruntuhan salah satu dinasti penguasa paling dibenci sejagat raya itu. [*]

Sumber: ISLAMTIMESclickhere

KPK Telusuri Dugaan Penggelapan Miliaran Dana Haji di Kemenag

Menteri Agama Suryadharma Ali (iToday)
mentri Agama Suryadharma Ali

Arrahmah.com - Dari Hasil audit PPATK terkait pengelolaan dana haji Tahun 2004-2012 ditemukan transaksi mencurigakan sebesar Rp230 miliar. Jumlah transaksi itu tidak diketahui dengan jelas penggunaannya untuk apa.

Tingginya ongkos naik haji dan amburadulnya tata kelola ibadah haji di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan karena adanya gurita korupsi di tubuh penyelenggara haji, dalam hal ini adalah Kemenag.

Laporan terakhir menyebutkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang sibuk menelusuri kejanggalan dana haji di Kementerian Agama (Kemenag) periode 2004-2012. Laporan kejanggalan tersebut berdasarkan laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) setelah sebelumnya banyak aduan dari masyarakat, demikian iToday melaporkan, Jumat, 07/02/14.

Dari Hasil audit PPATK terkait pengelolaan dana haji Tahun 2004-2012 ditemukan transaksi mencurigakan sebesar Rp230 miliar. Jumlah transaksi itu tidak diketahui dengan jelas penggunaannya untuk apa.

Selama periode tersebut, dana haji yang dikelola mencapai Rp80 triliun, dengan imbalan hasil sekitar Rp2,3 triliun per-tahun.

Dan yang paling bertanggung jawab terkait hal ini adalah mentri agama, Suryadarma Ali. 

Bahkan menurut Uchok Khadafi, dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), KPK harusnya memanggil Menteri Agama Suryadharma Ali, karena disinyalir rekening dana haji di bank memakai nama Suryadharma Ali dan bukan atas nama lembaga kementrian agama. FITRA menilai, pengelolaan dana haji sangat berbau korup.

"Pengelolaa dana haji masih berbau korup, lantaran pengelolaan tidak transparan dan akuntabilitas sehingga dampaknya adalah mahalnya dana haji bagi rakyat," ujarnya di Jakarta, Jumat (7/2), mengutip pemberitaan okezone.

Uchok juga meminta supaya KPK menyelidiki dana penyelenggaraan haji seperti dana pokok naik haji beserta bunganya yang sangat tidak terbuka dan transparan dalam pengelolanya. Disamping itu, mahalnya anggaran untuk operasional penyelenggaran ibadah haji, juga harus menjadi fokus KPK.

Seperti pada tahun 2010 telah menghabiskan anggaran operasional sebesar Rp.358.3 milyar, pada tahun 2011 sebesar Rp350 milyar, dan pada tahun 2012 sebesar Rp292.4 miliar.

"Dengan tinggi dan mahalnya dana operasional ini mengakibatkan mahalnya ongkos naik haji orang yang mau naik haji menjadi objek bisnis bagi Kementerian Agama karena pelayanan haji sangat jelek," pungkasnya. [*]

Sumber: clickere

ciri-ciri kaum wahabi

di blog wahabi vs sunni, sudah banyak artikel yang membahas mengenai ciri ciri wahabi namun karna kadang sifat dari ciri ciri mereka kurang kita cermati maka saya mencoba memapar ulang sedikit demi sedikit saja.
ciri ciri kaum wahabi:
biasa membid’ahkan dan mengkafirkan orang islam yang tidak sefaham dengan mereka,khususnya kaum aswaja yang sudah biasa melakukan ritual ritual keislaman seperti tahlilan dan maulid nabi muhammad saw dan ritual lainnya. mereka menganggapnya suatu pekerjaan yang bid’ah,dan mereka tidak menerima qaidah yang menyatakan bid’ah itu dibagi menjadi 2 (bid’ah hasanah dan bid’ah sayyi’ah). karna mereka tidak mau menta’wil al qur’an maupun al hadits. mereka mengambil al qur’an dan al hadits secara harfiyah saja,walaupun pada keadaan tertentu mereka juga menta’wil bahkan berseberangan dengan al qur’an dan al hadits. satu contoh gampang saja adalah sikap mereka dan mulut mereka yang sangat gampang mengatakan ini bid’ah itu bid’ah,kamu kafir dia kafir. padahal nabi muhammad saw saja sebagai syahibusy syari’ah tidak mempunyai amal seperti amaliyah mereka,namun tetap saja mereka menyatakan bahwa diri mereka/kelompok mereka adalah kelompok yang berpanutan kepada al qur’an dan al hadits. sumber : clickhere
 - See more at: clickhere

Alasan Menjadi Pengikut Ajaran Takfiri

Arrahmah.com - Salah satu ancaman terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini adalah gerakan Takfiri. Wahabi Takfiri yang dibangun atas dasar akidah-akidah sesat Ibnu Taimiyah dan Muhammad ibn Abdul Wahhab, menuding kaum Muslim di luar mereka sebagai musyrik dan mengeluarkan fatwa pembunuhan. Teroris Takfiri – yang didukung oleh beberapa negara Arab di Timur Tengah dan kekuatan-kekuatan dunia – berupaya untuk menciptakan perpecahan di dunia Islam dan konflik di kawasan serta melakukan pembantaian kaum Muslim dan penyimpangan akidah.

Saat ini, pembantaian luas dan mengerikan terjadi di Suriah seiring meningkatnya aktivitas kelompok Takfiri. Kejahatan itu menyesakkan nafas setiap orang yang merdeka dan para penyembah Tuhan. Takfiri atas nama Islam – agama yang penuh cinta dan kasih sayang – melakukan kekerasan sadis dan merusak citra Islam. Padahal, aksi-aksi mereka sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut perspektif para cendekiawan Muslim, mengontrol dan menghancurkan gerakan Takfiri merupakan urgensitas utama dunia Islam.

Perilaku yang jauh dari aroma kemanusiaan dan kebuasan para anasir Takfiri – seperti membantai wanita dan anak-anak – telah memunculkan sebuah pertanyaan tentang bagaimana seorang individu bisa bertindak sekejam itu? Lalu apa saja faktor yang melahirkan ajaran Takfiri? Rektor Universitas Pendekatan Antar Mazhab Islam di Iran, Doktor Ahmad Moballeghi menilai ada beberapa faktor utama yang melatari kemunculan Takfiri. Dalam pandangannya, kebodohan, kehidupan di tengah komunitas yang kering pemikiran, fanatisme buta, dan unsur-unsur kejiwaan dan psikologis, merupakan faktor penting munculnya gerakan Takfiri.

Menurut Doktor Moballeghi, anasir Takfiri tidak memiliki sebuah hubungan personal dan mesra dengan Tuhan sebagai sumber rahmat, kasih sayang, dan pencipta semua keindahan dan kebaikan. Ketaatan dan hubungan mesra dengan Tuhan akan menciptakan kelapangan dada seseorang. Sikap lapang dada akan membentuk seorang individu menjadi penyabar dan pemikir, di mana pikiran-pikirannya mampu mengalahkan emosinya.

Manusia yang bertakwa dan taat tentu saja memiliki kelapangan dada. Mereka akan memperlakukan orang lain dengan cinta dan kasih sayang serta menjalin hubungan dengan Tuhan atas dasar cinta. Para pemuka agama Islam juga sering berbicara bahwa agama tidak lain kecuali cinta. Ajaran-ajaran Islam murni menciptakan sebuah kecintaan istimewa antara seseorang dengan Tuhannya dan ketika itu, orang tersebut akan menjadi poros kecintaan Sang Khalik. Kecintaan itu sama seperti wewangian yang menebarkan keharuman kepada orang-orang sekitar dan memberikan kabar gembira rahmat Tuhan kepada semua.

Jika hubungan dengan Tuhan bersifat dangkal dan pencitraan semata, maka amal ibadah tidak akan mengubah kondisi internal seseorang dan ia jauh dari aroma spiritualitas serta fenomena-fenomena keindahan kemanusiaan dan ketuhanan. Individu seperti itu secara perlahan akan terseret ke jurang bahaya seperti Takfiri. Anasir-anasir Takfiri – berbeda dengan spirit Islam yang mengutamakan keramahan dan siap untuk mengabdi kepada masyarakat – selalu berpikir untuk membunuh manusia-manusia tak berdosa.

Doktor Moballeghi mengatakan, "Kita mengharapkan para tokoh masyarakat Islam menyusun program untuk menciptakan sebuah perubahan fundamental dalam bentuk dan kualitas interaksi manusia dengan Tuhan. Manusia saat ini haus akan keindahan, cinta, dan kasih sayang. Ini adalah sesuatu yang hanya didapatkan dengan menjalin hubungan hakiki dengan Tuhan, bukan sebuah hubungan pencitraan."

Faktor lain yang menyebabkan seseorang terjebak dalam pemikiran Wahabi dan Takfiri adalah kehidupan di lingkungan yang keras dan fanatik. Masyarakat yang tumbuh di tengah lingkungan Wahabi, biasanya cendrung menolak kritik dan tidak memiliki kematangan berpikir. Mereka juga akan bersikap fanatik dan mengedepankan kekerasan. Fakta menunjukkan bahwa anasir-anasir Takfiri yang berperang di Suriah, umumnya berasal dari tengah masyarakat Wahabi seperti, Saudi Arabia dan negara-negara sekitar.

Doktor Moballeghi menuturkan, "Gerakan Takfiri berpotensi terbentuk di tengah masyarakat yang keras dan kaku. Kecintaan Tuhan tidak terdapat di hati yang keras. Tuhan di tengah mereka hanya sebagai instrumen untuk mempersulit semua hal… seorang Takfiri mengira bahwa ia dekat dengan Tuhan, padahal apa yang dimilikinya bukan agama. Ia tidak berinteraksi dengan Tuhan dan juga tidak memahami hukum-hukum agama. Ia tidak berhubungan dengan akhirat dan juga tidak takut terhadap neraka."

Doktor Moballeghi juga mengulas fenomena Takfiri dari kacamata spikologi dan memperoleh sebuah kesimpulan menarik. Dia percaya bahwa seorang Takfiri terjebak dalam sebuah kesempitan pemikiran, jiwa dan terjangkit Oedipus Kompleks dalam dirinya. Peneliti Islam ini mengatakan, "Seorang Takfiri terperangkap dalam sebuah kondisi kejiwaan yang membuatnya memandang masalah secara sempit. Kelompok Khawarij (pada masa Imam Ali as) juga seperti itu, mereka tanpa alasan telah menyiksa diri dengan perkara dunia dan agama. Padahal agama tidak sulit. Sebenarnya, ajaran Takfiri muncul dari ketiadaan pemahaman yang benar tentang agama."

Seorang Takfiri selain tidak memahami ilmu fikih dan akidah-akidah Islam, juga jauh dari prinsip-prinsip moral. Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia termasuk di antara wasiat Rasul Saw dan Ahlul Bait as kepada umatnya, sebab akhlak mulia adalah pelembut jiwa dan hati seseorang. Menurut Doktor Moballeghi, Takfiri adalah dampak dari sikap amoral dan hilangnya prinsip-prinsip akhlak. Fenomena ini dapat disaksikan dalam aksi-aksi mereka yang mengedepankan teror dan kekerasan.

Salah satu motivasi Takfiri terlibat dalam perang dan kekerasan adalah untuk mendapatkan harta. Mereka meskipun mengaku sebagai "pejuang," tapi motivasi untuk memperoleh pendapatan di medan perang juga sangat penting bagi mereka. Pihak asing memberikan uang kepada para teroris Takfiri agar melakukan kejahatan di negara-negara Islam dan menyulut perang saudara di tengah kaum Muslim. Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara Arab menyediakan banyak dana dan senjata kepada kelompok-kelompok Takfiri. Mereka mengundang semua kelompok Takfiri dari seluruh dunia untuk mencegah kemajuan dan persatuan umat Islam.

Takfiri memperoleh dana terbesar dari pemerintah Arab Saudi dan pada dasarnya, mereka dipersenjatai dengan uang minyak Saudi. Seorang analis Amerika, Randy Short dalam wawancara dengan Press TV pada November 2013, menyinggung dukungan Saudi kepada kelompok Takfiri dan mengatakan, "Arab Saudi menggunakan uangnya untuk memutarbalikkan keadilan dan Islam serta menghalangi perubahan sosial. Mereka telah menghabiskan uangnya untuk mensponsori Takfiri di Suriah. Seharusnya mereka menggunakan uang itu untuk masyarakat miskin di Saudi daripada menghancurkan Suriah."

Kucuran dana dan fasilitas lain telah mendorong orang-orang dari berbagai suku bangsa untuk bergabung dengan kelompok Takfiri. Arab Saudi sebagai harapan banyak Muslim, justru mengadopsi kebijakan standar ganda dalam menangani isu terorisme dan konflik di Suriah, Bahrain, Yaman, Irak, dan Lebanon. Pada September 2013, Pusat Riset Militer dan Pertahanan Inggris dalam laporannya menyatakan bahwa sampai saat ini lebih dari 100 ribu teroris dari 83 negara dunia berperang di Suriah. Di antara teroris yang aktif di Suriah terdapat warga negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Inggris, Swedia, Amerika, dan Mexico.

Mengenai bahaya kelompok Takfiri, Doktor Moballeghi mengatakan, "Kita perlu tahu bahwa jika narkoba bisa menghancurkan sebuah keluarga, maka Takfiri dapat menghancurkan sebuah umat dan Islam… jika para ulama merekomendasikan sebuah solusi seragam dan menetapkan sebuah dokumen tunggal sebagai parameter untuk bertindak, maka masalah tersebut akan hilang dari dunia Islam. Kita harus mengoptimalkan media dan diplomasi untuk menghancurkan Takfiri." (*)

SUMBER: IRIB

Gerakan Takfiri Internasional~Takfiri Merusak Islam dan Melemahkan Negara Muslim

Arrahmah.com - "Dengan melakukan serangan terorisme ini, kelompok Takfiri berusaha melemahkan pemerintahan Islam dengan menyajikan berbagai gambar terdistorsi melalui opini publik dunia,"
Takfiri
Takfiri

Anggota parlemen Iran mengatakan kelompok teroris Takfiri berusaha melemahkan negara-negara Muslim dan merusak citra Islam melalui serangan terorisme.

"Dengan melakukan serangan terorisme ini, kelompok Takfiri berusaha melemahkan pemerintahan Islam dengan menyajikan berbagai gambar terdistorsi melalui opini publik dunia," kata Abbass Ali Mansouri di Komite Majlis Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri, Selasa, 17/12/13.

Anggota parlemen Iran itu menambahkan, kelompok Takfiri di Irak, Suriah dan Libanon adalah produk Israel dan Amerika Serikat.

Mansouri juga mengutuk serangan terbaru pada sekelompok teknisi Iran di Irak dan mendesak negara-negara Muslim dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengambil tindakan terhadap kegiatan teroris kelompok Takfiri.

Pada tanggal 13 Desember, sekelompok Takfiri bersenjata bertopeng menembak mati 20 warga Iran lima diantaranya adalah teknisi pipa gas Irak dekat desa Balad Ruz terletak sekitar 80 kilometer (50 mil) timur laut dari ibukota Irak, Baghdad.

Para korban itu di serang saat bekerja pada pipa yang diproyeksikan untuk membawa gas alam dari Iran ke Irak.

Menuurt Mansouri, serangan teroris itu dilakukan oleh kelompok Takfiri dan tidak akan merusak hubungan antara Iran dan Irak.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki telah membentuk panitia khusus untuk menyelidiki insiden mematikan itu. [*]

SUMBER: ISLAMTIMES